Festival Tari Soreng, Gerakan Rakyat Tolak Politik Uang

Dilihat 1492 kali
Festival Tari Soreng yang digelar Bawaslu Kabupaten Magelang di kaki gunung Telomoyo

BERITAMAGELANG.ID - Badan Pengawas Pemilu Propinsi Jateng mengapresiasi kegiatan Festival Soreng untuk kampanye gerakan anti politik uang. Kegiatan yang digagas Bawaslu Kabupaten Magelang ini merupakan gerakan jangka panjang, sehingga diharapkan peran masyarakat semakin meningkat. 


"Karena ini merupakan gerakan jangka panjang yang berakar dari rakyat, tentu saja kami dari Bawaslu Propinsi Jateng sangat mendukung," demikian disampaikan Anik Sholeh, Divisi Pengawasan Bawaslu Provinsi Jateng, di sela-sela Festival tari Soreng yang berlangsung di Taman parkir obyek wisata Gunung Telomoyo, desa Pandean kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang, Minggu (17/11).


Anik mengatakan, program ini merupakan rintisan dari Bawaslu kabupaten Magelang dan kemudian Bawaslu propinsi.


Saat ini, Bawaslu propinsi Jateng sudah memiliki 300 desa/kampung anti money politik dan kampung pengawasan.


Festival tari Soreng di kaki gunung Telomoyo merupakan bentuk dari komitmen masyarakat untuk mencegah praktek politik uang. 


“Saya kira ini sangat baik karena ada deklarasi dan komitmen dari masyarakat untuk menolak politik uang. Dalam hal ini, peran dari masyarakat memang sangat diperlukan," imbuhnya.


Anik menyadari, Bawaslu tidak bisa bergerak sendiri karena SDM dan personil yang sangat terbatas. 


“Kalau gerakan ini bisa hadir di masyarakat, maka ke depan kita berharap Pemilu semakin bermartabat, karena semakin banyak orang yang terlibat," tandasnya.


Anik merasa yakin, ke depan akan semakin banyak desa atau kampung anti money politik.

Seni tradisional Soreng menjadi sarana yang efektif karena merupakan budaya masyarakat yang memiliki nilai positif. Tari Soreng yang memiliki nilai keberanian dan kepahlawanan, sehingga bisa diadopsi masyarakat untuk melakukan gerakan anti politik uang.


Ketua Bawaslu kabupaten Magelang Habib Soleh menambahkan, festival tari Soreng dimaksudkan untuk menanamkan gerakan anti politik uang kepada masyarakat kabupaten Magelang. 


“Tari Soreng kita pilih karena tari ini menunjukkan sikap dan semangat keberanian dan kepahlawanan dalam menegakkan kebenaran dan keadilan," terangnya.


Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Magelang, Husein membacakan sambutan Bupati Magelang menyampaikan, politik uang muncul saat pilkada, Pilkades ataupun Pemilu. 


“Fenomena ini perlu disikapi bersama demi perbaikan kualitas sistem demokrasi,” kata dia.


Festival Soreng berlangsung sangat meriah. Ribuan masyarakat dari anak-anak hingga orang tua berduyun-duyun menyaksikan di kaki gunung Telomoyo yang indah dan sejuk. Para tokoh Forkopimda Kabupaten Magelang juga hadir.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar