Dua Tahun Putus Sekolah, Wulan Kembali ke SMP 2 Pakis

Dilihat 1595 kali

BERITAMAGELANG.ID - Perasaan senang bercampur kaget menghinggapi hati Wulan Nivyani, seorang anak dari Desa Banyusidi Pakis Kabupaten Magelang. Wulan termasuk salah satu anak putus sekolah yang berkesempatan melanjutkan pendidikannya kembali dengan dibiayai Pemerintah.


Kabar gembira ini bermula saat Tim Penanganan Anak Tidak Sekolah (PATS) Desa Banyusidi mendatangi rumahnya bersama Tim PATS Kabupaten Magelang, LPPM Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang, dan Unicef pada Minggu (25/9/2022). 


Kehadiran tim PATS untuk melakukan rekonfirmasi hasil pendataan SIPBM yang menginformasikan bahwa Wulan termasuk Anak Tidak Sekolah (ATS), dan menanyakan kesediaannya untuk melanjutkan kembali belajar sampai lulus setingkat SMA sederajat.


Menjawab pertanyaan itu, Wulan langsung bersedia bersekolah kembali di SMPN 2 Pakis, yang dua tahun sebelumnya, tepatnya Juni 2020 ia tinggalkan pada saat kenaikan kelas dari kelas 7 ke kelas 8. Ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena kondisi ekonomi orang tuanya yang kesulitan di masa pandemi, sementara mereka hanya buruh tani. 


Tim PATS kemudian berkoordinasi dengan Kepala SMPN 2 Pakis dan mengantarkan Wulan ke sekolah pada hari berikutnya, Senin (26/9/2022).


Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pakis, Endang Endra Daru Kartikawati menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah yang telah memiliki peran yang sangat besar untuk membantu ATS bisa menuntut ilmu kembali.


"Harapan kami, Wulan Nivyani bisa bersekolah sampai selesai sehingga bisa sukses dan dikarenakan anak tersebut sudah 2 tahun tidak sekolah dan sudah tidak punya seragam, maka kami secara pribadi akan mengupayakannya secara gratis," kata Endang.


Pengembalian ATS ini menjadi bagian dari tindak lanjut dari kegiatan Pelatihan SIPBM bagi Pendata dan Praktik Pendataan di Desa, pada 23 sampai 25 September 2022, yang dilaksanakan atas kerja sama LPPM ITB Semarang, Pemerintah Kabupaten Magelang, dan Unicef. 


Penanggung Jawab Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Magelang pada Bappeda dan Litbang Kabupaten Magelang, Basuki Rochmad menjelaskan program penanganan ATS ini diluncurkan oleh UNICEF. Program tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan agar ATS bisa bersekolah kembali dan mendapatkan pendidikan dengan baik.


Sementara Kabupaten Magelang sendiri sebagai replikasi penanganan ATS dipusatkan di empat desa antara lain, Desa Sambeng dan Kembanglimus (Borobudur), Desa Kalisalak (Salaman) dan Desa Banyusidi (Pakis). 


"Empat desa itu sebagai percontohan yang nantinya akan menjadi contoh di seluruh desa di Kabupaten Magelang," jelas Basuki, Kamis (6/10/2022).


Hasil sementara pendataan SIPBM di empat desa ditemukan sebanyak 132 ATS, meliputi: 8 ATS di Desa Sambeng; 8 ATS di Desa Kembanglimus; 16 ATS di Desa Kalisalak; dan 100 ATS di Desa Banyusidi. Dari 132 ATS itu, 10 ATS menyatakan siap kembali ke sekolah, 2 ATS ke sekolah formal dan 8 ATS ke non formal atau PKBM.


"Ini masih sampel, pendataan dan rekonfirmasi ini masih belum selesai. Tentunya kalau kita teruskan masih ada beberapa ATS lainnya. Harapannya di tahun 2023 dan seterusnya kita akan replikasi sesuai kemampuan anggaran APBD dan APBDes, dengan harapan secara bertahap sampai selesai di semua desa," harapnya.


Basuki menjelaskan, pembiayaan sekolah untuk Wulan akan dianggarkan dari dana BOS (bantuan operasional sekolah), seragam sekolah akan dibantu oleh guru-guru SMP 2 Pakis, sedangkan untuk biaya lainnya akan diusulkan oleh Tim PATS Kabupaten Magelang ke Baznas, kemudian Program Indonesia Pintar (PIP), juga PKH lewat Dinas Sosial. 


"Dan lainnya akan kami usahakan melalui OPD yang terkait," imbuhnya.


Basuki yang juga Perencana Ahli Muda pada Bappeda dan Litbang Kabupaten Magelang menyebutkan pihaknya juga akan menggalang dana dengan menggandeng Baznas provinsi Jawa Tengah dan Baznas Kabupaten Magelang. 


"Serta CSR yang sedang kami koordinasikan," tandasnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar