"Donga Saka Sawah", Pentas Wayang Unik Di Tengah Pandemi

Dilihat 3530 kali
Dalang Ki Sih Agung saat pentas di persawahan di Grabag, Kabupaten Magelang, Rabu (3/2/2021)

BERITAMAGELANG.ID - Dalang Ki Sih Agung Prasetyo asal  Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, menggelar pentas wayang yang unik. Ia menggelar di pematang sawah yang sedang digarap petani dusun setempat, Rabu (3/2/2021).


Di bawah terik sinar matahari, Sih Agung yang terkenal dengan celetukan cerdasnya, membawa beberapa tokoh wayang kulit, seperti Punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong serta Buto Terong.


Selain itu, ia menampilkan beberapa tokoh wayang serangga yang terbuat dari fiber, yakni tawon (lebah), walang (belalang), gonteng (raja rayap). Sedangkan untuk gunungan ada dua, yang satu terbuat dari kulit dan lainnya dari fiber.


Lima penabuh gamelan ikut serta dalam pementasan tanpa penonton ini. Ia memberi judul pentas wayangnya dengan  "Donga Saka Sawah (Doa Dari Sawah)".


Cerita pentas wayang yang ditampilkan juga tidak bersumber pada epos Mahabarata, yang biasa dilakonkan pada pagelaran wayang kulit biasanya. Melainkan berisi edukasi bagi masyarakat terkait kondisi pertanian saat ini.


Sih mengatakan, wayang serangga ini untuk menyampaikan pesan terkait dengan lingkungan alam pedesaan seperti masalah pertanian, lingkungan alam dan lainnya.


Pria lulusan Fakultas Bahasa dan Seni program studi Bahasa Jawa Universitas Negeri Yogyakarta ini juga mengatakan, pementasan wayang ini untuk mengedukasi masyarakat, utamanya para petani agar lebih peduli kepada lingkungan. 


"Yakni, mengutamakan penggunaan pupuk alami daripada pupuk kimia," ucapnya.


Pentas wayang di tengah sawah ini juga sebagai bentuk keprihatinan atas nasib para petani yang gagal panen akibat hama tikus dan burung yang merajalela.


Menurutnya, maraknya hama tikus yang mengancam panenan milik petani ini, diakibatkan semakin punahnya predator hama.


Ia berharap dengan pentas ini maka kehidupan para petani kembali membaik dengan hasil pertanian yang kembali meningkat, sehingga tidak terjadi krisis pangan.


"Sesuai dengan judulnya, Donga Saka Sawah," harapnya.


Sih menambahkan, beberapa waktu sebelum pentas di sawah, dia juga mementaskan wayang serangga dengan judul "Donga Saka Gunung" (Doa Dari Gunung).


Dalam pentas tersebut, ia menceritakan berbagai macam bencana yang melanda tanah air tercinta, mulai gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lainnya.


Menurutnya, tema-tema yang dibawakan saat pentas wayang serangga ini juga bisa sebagai sarana edukasi bagi anak-anak agar lebih mencintai alam sekitarnya.

 

Di sisi lain, imbuh Sih, ia mementaskan wayang untuk mengisi waktu di tengah pandemi covid-19 yang belum juga berakhir.


"Sebagai seorang seniman, pandemi covid-19 yang berkepanjangan  sangat berpengaruh. Yakni, tidak ada tanggapan (jadwal pentas)," katanya.


Menurutnya, dengan pentas di tempat yang tidak lazim tersebut juga sebagai obat rindu pentas.


"Dan agar tidak nglangut di tengah pandemi seperti saat ini. Kami juga tetap memperhatikan protokol kesehatan," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar