BERITAMAGELANG.ID - Petani daun loncang di Dusun Nampan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, mengeluh karena tanaman loncang di serang hama ulat. Akibatnya, masa panen menjadi mundur dan petani mengalami kerugian.
"Tentu rugi karena seharusnya sudah masa tanam lagi tapi justru belum panen," kata Muawanah (31) petani daun loncang.
Ia mengatakan, hama ulat menyerang karena cuaca yang tidak menentu, terkadang panas kemudian hujan. Namun hama ulat menyerang saat kemarau lalu. Ulat ini menyerang bagian daun dan menyebabkan pucuk daun mengering kecoklatan.
Muawanah mengatakan, tanaman daun loncang yang seharusnya bisa di panen saat berumur 75 sampai 80 hari, terpaksa di panen saat umur 3 bulan. Panen dilakukan saat serangan hama mereda. Untuk memberantas serangan hama ulat, ia terpaksa menyemprot dengan pestisida. "Ya kita masih menunggu reaksi pestisida ini sampai hama menghilang baru dipanen," ungkapnya.
Dijelaskan, saat cuaca tidak menentu, maka tanaman ini sering diserang hama ulat. Minimnya cahaya menjadi kendala pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan pantauan di lapangan, daun loncang yang terserang hama bagian ujung daun mengering. Jika lapisan daun terluar di belah, terdapat ulat hitam dan hijau tak berbulu, sepanjang satu ruas jari. Hama ulat itu yang menghambat pertumbuhan loncang. Sehingga butuh waktu tambahan untuk membersihkan hama tersebut sebelum akhirnya dipanen.
Untuk menghilangkan ulat, maka harus disemprot pestisida dan dipetik daun yang di serang ulat. Penyemprotan dengan pestisida harus rutin dua sampai tiga kali sehari.
Muawanah mengatakan, setiap kali panen, ia harus menyisakan satu sampai dua bedeng tanaman loncang, untuk dijadikan bibit. Sejak dulu ia selalu menanam loncang dan tidak mau beralih ke tanaman kentang seperti petani lainnya. Hal itu dikarenakan harga bibit kentang yang sudah mahal.
Untuk harga jual daun loncang saat ini masih stabil antara Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu/kilogram.Hasil panenan langsung di jual ke pengepul di desa ini juga.
Sutanto anggota kelompok tani Ngudi Tani dusun tersebut menambahkan, serangan hama ini sudah biasa terjadi jika memasuki musim hujan. Kendati begitu, tak menyurutkan harga panenan per kilogramnya. Sebab, rata-rata petani fokus pada pembibitan, untuk persiapan tanam daun loncang dua bulan ke depan.
Dikatakan, harga daun loncang pernah anjlok sampai Rp 3 ribu/kg. Namun kini sudah stabil ke Rp 7 ribu. Hanya saja memang waktu panen petani mundur karena harus menghilangkan hama ulat lebih dahulu.
Menurut Sutanto, tak hanya loncang saja yang rawan terhadap hama, namun tanaman lobak juga. Sedangkan untuk kentang banyak yang busuk.
0 Komentar