Dimasa Pandemi Covid-19 Kerajian Gerabah Klipoh Kebanjiran Order

Dilihat 2650 kali
GERABAH. Supoyo tampak sedang memproduksi gerabah dengan menggunakan alat putar. Dimana pada masa pandemi Covid 19 ini permintaan gerabah meningkat.

BERITAMAGELANG -- Dampak negatif Covid 19 jamak dirasakan semua sektor, utamanya sektor pariwisata. Kendati demikian efek tersebut tidak terlalu berpengaruk terhadap salah satu destinasi wisata di kawasan Borobudur, yaitu pusat kerajinan gerabah Klipoh.


Ketua Kelompok Kerajinan Gerabah Klipoh, Supoyo (49), mengatakan, hal tersebut dikarenakan kerajinan gerabah berangkat dari home industri, yang kemudian berubah menjadi industri pariwisata sejak tahun 2004.


Dimana saat pandemi ini, permintaan gerabah meningkat, seperti produk pot bunga, karena banyak orang yang dirumah saja dan butuh kegiatan seperti menanam bunga atau kaktus. Dan pesanan padasan tempat cuci tangan juga meningkat drastis.


"Jadi pada masa pandemi Covid 19 ini, meskipun tidak ada kunjungan wisatawan, produksi gerabah tetap jalan, untuk memenuhi pesanan secara on line. Malah selama pademi pesanan naik hingga 200-300 produk perbulan. Khususnya untuk pesanan Padasan atau tempat cuci tangan dan pot bunga berbagai ukuran. Sebelum pandemi pesanan hanya 10 produk per bulan. Kami malah keteteran untuk memenuhi pesanan tersebut," ucap Supoyo, Sabtu (15/8/2020).


Terkait dengan kunjungan wisatawan, pihak Supoyo sudah mulai menerima wisatawan, sejak dua minggu ini. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan. 


"Beberapa artis, Anang sekeluarga dan Eko Patrio telah datang ke tempat kami. Kami berikan atraksi wisata edukasi proses pembuatan gerabah langsung," terang Supoyo, dimana pusat edukasi gerabah berara di Dusun Banjaran 1 Klipoh, Desa Karanganyar, Borobudur.


Adapun sejarah produksi gerabah ditempat tersebut sudah dimulai sejak 12 generasi lalu. Dimana terdapat seorang Nyai Kalipah, yang mengawali pembuatan gerabah peralatan rumah tangga di kawasan tersebut.


"Menurut sejarah Nyai Kalipah yang bikin gerabah pertama di Borobudur, tapi jika melihat relief Candi Borobudur, sejak jaman Syailendra sudah ada pembuatan gerabah, yang membuat peralatan rumah tangga," terang Supoyo.


Dari murni produksi gerabah, kemudian pada tahun 2004 mulai merambah ke souvernir dan pariwisata. Dan saat ini sudah terdapat 90 perajin yang terbagi dalam lima kelompok.


"Gerabah produksi Klipoh sudah beredar ke seluruh pulau Jawa, Kalimantan dan Bali. Selain gerabah kami juga memproduksi beragam keramik," pungkas Supoyo.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar