Di Tengah Pandemi, Penanganan Erupsi Merapi Butuh Perhatian Ekstra

Dilihat 1227 kali
BERITAMAGELANG.ID - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto mengatakan, penanganan Merapi kali ini memerlukan perhatian ekstra karena bersamaan dengan pandemi Covid-19, ditambah lagi memasuki musim hujan yang bisa menimbulkan potensi bencana lainnya.

"Oleh karena itu kami menggunakan tagline Selamat Dari Merapi, Selamat Dari Covid-19," ujar Edy Susanto saat menyampaikan laporannya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Pengungsi Merapi di Ruang Command Center, SetKab Magelang.

Selain itu, lanjut Edy, BPBD Kabupaten Magelang memiliki target operasi sebagaimana diatur dalam Permendagri 101 Tahun 2017 antara lain, memberikan standar minimal ketersediaan data dan informasi bagi masyarakat, proses evakuasi yang aman, dan pelayanan tanggap darurat bagi para pengungsi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan aktivitas Merapi sampai dengan saat ini masih tinggi. 

"Gempa fase banyak sekarang masih 259 kemudian ditambah vulkanik dangkalnya masih 30. Tapi kata BPPTKG kita patut bersyukur karena vulkanik dalam tidak ada. Kemudian deformasinya sekarang masih kumulatif sudah hampir 5 meter dibanding dengan erupsi tahun 2006 yang hanya 3 meter," jelasnya.

Sementara terkait kondisi para pengungsi, Edy menjelaskan, seandainya letusannya eksplosif maka berpotensi Merapi dalam status siaga dalam jangka waktu yang lama sehingga mengakibatkan para pengungsi menjadi bosan dan rindu pulang ke rumah. 

Ternyata prediksi tersebut benar-benar terjadi, dan sejak 26 November lalu, warga Desa Ngargomulyo memutuskan kembali ke rumah. 

Mulai 30 November warga pengungsi dari Desa Ngargomulyo sudah seluruhnya kembali ke rumah. Mereka yang mengungsi saat ini hanya kelompok rentan terdiri dari Ibu hamil, Ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan disabilitas. 

"Kemudian pada 1 Desember, Desa Paten Dusun Babadan II mereka mulai pulang juga sehingga tersisa 127, terakhir dari Desa Keningar pulang sejumlah 26 orang, sehingga seluruh pengungsi sampai dengan saat ini masih 602 pengungsi," papar Edy.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar