Desa Kuno Berbasis Punden Di Lereng Gunung Andong

Dilihat 2897 kali
Tata ruang unik Desa Seloprojo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

BERITAMAGELANG.ID - Desa Seloprojo di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah memiliki pola pemukiman kuno nan unik yakni berbasis punden (berundak). Secara turun temurun warga desa ini juga masih memegang teguh tradisi pathokan, dimana manusia harus menjaga kelestarian lingkungan untuk keselamatan.

Bagian atas Desa Seloprojo adalah hutan Gunung Andong, sedangkan dibagian bawah adalah ladang penguripan (sumber penghidupan) warga dari bertani. Rumah rumah warga yang menjadi 'pathokan' atau batas antara hutan dan lahan itu. 

Bangunan pemukiman warga Seloprojo yang berbasis punden (berundak) nampak indah berada diantara hijau alam beserta kemiringan kontur tanah. Meski demikian.desa yang berhawa sejuk ini selalu dilingkupi suasana tenteram, jauh dari bencana alam.

Salah satu warga Sutikno mengatakan bahwa, secara turun temurun warga Seloprojo masih memegang teguh prinsip budaya 'pathokan' yakni prinsip hidup untuk menjaga keselarasan alam berupa tanah, hutan dan air.

"Sehari hari warga memegang teguh tradisi pathokan, demi keselamatan dijauhkan dari musibah. Tradisi itu berupa tandur kebecikan, yakni menanam kebaikan atau bekerja tanpa merusak ekosistim hutan, dan lingkungan," kata Sutikno. 

Meski berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Magelang infrastruktur di desa berpenduduk sekitar 3000 jiwa dari 230 Kepala Keluarga itu sudah baik dan layak.Ada Masjid, gedung TK, Sekolah Dasar hingga Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) permanen.yang merupakan simbol kemakmuran.

Menurut Sutikno, semua itu tak lepas dari bantuan pemerintah dan swadaya warga yang secara ekonomi mereka hidup mapan berkecukupan dari berpetani, peternak dan berdagang. "Kita masih rutin bergotongroyong agar guyub rukun antar warga," tambahnya.

Hidup di gunung, jauh dari bencana, dengan sumber air bersih selalu melimpah disetiap musim, membuat warga Seloprejo hidup bersahaja dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan YME. Mereka ber 'pathokan' prinsip mengambil dari alam secukupnya, agar selalu terjaga untuk diwariskan ke anak cucu kelak. 


Editor Agus Munasir

0 Komentar

Tambahkan Komentar