Deklarasi Self Declare Pelaku Destinasi Wisata Magelang Siap Beroperasi Kembali

Dilihat 1196 kali
Berlatar belakan Gunung Merapi BOB Gelar Penutupan dan Self Declare Destinasi Pariwisata di Ketep Pass Sawangan Magelang Selasa (29/9/2020).

BERITAMAGELANG.ID - Di tengah masih merebaknya pandemi Covid-19 empat Destinasi Wisata di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, siap beroperasi kembali. Hal ini seiring dengan sudah selesainya pendampingan Self Declare Pelaku Destinasi Wisata menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terhadap para pelaku wisata di Kabupaten Magelang yang dilakukan Badan Otorita Borobudur (BOB).


Rangkaian kegiatan yang di ikuti oleh sekitar 50 peserta dari empat destinasi wisata tersebut diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang siap menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.


"Jadi para pengelola destinasi wisata ini setelah mendapakan pelatihan dan pendampingan maka mereka siap declare," papar Direktur Utama Badan Otorita Borobudur Indah Juanita usai acara deklarasi Self Declare Pelaku Destinasi Wisata di Obyek Wisata Ketep Pass Sawangan Kabupaten Magelang Selasa (29/9/2020).


Dalam deklarasi itu dihadiri oleh perwakilan empat destinasi wisata di Kabupaten Magelang.yang mendapatkan pendampingan dan pelatihan. Seperti 20 peserta pengelola Desa Wisata Kenalan yang mendapat pendampingan 14 sampai 20 September. Kemudian 10 pengelola Desa Wisata Ketep Pass (16-28 September), 10 orang pengelola Desa Wisata Banyuroto (16-28 September), 10 orang pengelola Desa Wisata Wulunggunung (16-28 September).


Menurut Indah, Sosialisasi, Pelatihan, Pendampingan, dan Self Declare Adaptasi Kebiasaan Baru dilakukan berupa implementasi protokol Adaptasi Kebiasaan Baru, penghitungan carrying capacity, alur wisatawan, pemetaan zonasi wisatawan, dan taffic management di destinasi wisata Embung Senja.


"Selain itu, BOB juga telah memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam menunjang implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru kepada pengelola wisata di Kabupaten Magelang," tutur dia.


Dijelaskan Indah, sebagai persiapan menuju New Normal Tourism maka beberapa perlu dilakukan penyesuaian tata laksana kunjungan wisatawan sesuai dengan aturan dan protokol kesehatan di daya tarik wisata. Protokol kesehatan yang telah disusun pun perlu disosialisasikan kepada pengelola daya tarik wisata agar bersiap dan sebagai upaya untuk memenuhi protokol tersebut.


Pemenuhan protokol tersebut, lanjut Indah pihaknya juga akan mengawal agar sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan yang pada akhirnya daya tarik wisata yang telah memenuhi protokol akan mendapatkan pengakuan berupa sertifikat Self Declare dari lembaga sertifikasi.


"Pada akhirnya akan meningkatkan rasa kepercayaan kepada wisatawan saat berkunjung ke daya tarik wisata," tegas wanita berhijab murah senyum ini.


Sementara itu Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Otorita Borobudur Bisma Jatmika mengakui pandemi Covid-19 telah menghentikan hampir seluruh kegiatan dunia pariwisata. Dia mencatat untuk sektor pariwisata di Jawa Tengah saja kerugian yang ditimbulkan akibat pandemi ini sampai Maret tahun 2020 sebesar Rp 33 Milyar.


Disamping itu, terdapat 690 destinasi wisata terpaksa ditutup dan 275 destinasi yang terlapor dampak langsung pandemi ini. Dari Desa Wisata yang ada di Jawa Tengah pun sebanyak 441 Desa Wisata terdapat 139 Desa Wisata yang terpaksa ditutup untuk penyesuaian pandemi ini. Disisi lain ada sebanyak 14.367 tenaga kerja parekraf yang langsung terdampak dengan jumlah 21.117 orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja dan 276 Orang yang terpaksa dikurangi jam kerjanya.


Menurutnya, wabah global ini memaksa manusia untuk memproduksi tatanan baru bagi seluruh aspek kehidupan. Industri pariwisata yang terlahir dari pergerakan manusia harus melakukan penyesuaian baru. Maka, dengan kondisi tersebut industri pariwisata dipaksa berbenah dan menyusun strategi pemulihan pasca pandemi dengan tetap mengedepankan konsep Sustainable Development Goals.


"Berbagai kebijakan pembatasan baik tingkat nasional maupun daerah yang diberlakukan untuk mencegah menyebarnya virus tersebut akhirnya mempengaruhi laju pergerakan industri pariwisata," papar Bisma.


Senada dengan itu, Kapala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Propinsi Jawa Tengah Sinung N Rachmadi menyambut kegiatan Self Declare Pelaku Destinasi Wisata oleh BOB. Menurutnya, kegiatan pelatihan ini sangat sesuai dengan slogan Jagani plesiran yang didengungkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Deklarasi ini,adalah mengejawantahan dari patuh terhadap protokol kesehatan.


"Jogo plesiran itu adalah membatasi jumlah wisatawan kemudian kita bangkit secara bertahap jadi jangan sampai dibukannya pariwisata itu kita lepas kendal,"paparnya.


Perlu diingat, lanjut Sinung, dalam mendorong kebangkitkan pariwisata semua pihak harus mengambil peran. Karena sesuai prediksi para ahli bahwa kebangkitan pariwisata itu diawali dengan lahirnya destinasi wisata over space. Jadi kalau Magelang ini banyak menawarkan desa wisata itu potensialnya sangat besar. Kemudian yang kedua ke depan 45 persen didominasi oleh kaum milenial.


"Dua peluang itu bisa menjadi segmentasi yang luar biasa dan tidak mungkin kebangkitan itu dimulai dari Magelang," tegas Sinung.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar