Dampak Corona, Umat Nasrani Melaksanakan Misa Minggu Secara Online

Dilihat 5312 kali
Salah satu keluarga Katolik asal Secang Kabupaten Magelang melaksanakan misa Minggu secara online, Minggu (22/3/2020).

BERITAMAGELANG.ID - Dampak virus corona lagi-lagi membuat umat beragama harus menyesuaikan keadaan. Mereka yang biasanya melaksanakan misa Minggu di gereja, kini harus melaksanakan secara online di rumah. Namun keadaan yang demikian tidak mengurangi kekhidmatan mereka untuk menjalankan ibadahnya.


Seperti halnya keluarga Hari Atmoko yang tinggal di Griya Kharisma Indah I Ngadirojo kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Selayaknya akan mengikuti misa di kapel, keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua putra putrinya mengenakan pakaian bersih dan pantas untuk misa sebagaimana biasanya di hari Minggu.


Mereka duduk bersila di atas karpet ruang tamu,  menyalakan lilin dan menempatkan salib di meja depan televisi untuk tempat transmisi dari HP android, melalui channel dengan link yg telah disiapkan khusus oleh Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Semarang (KAS) di Youtube. 


"Kami menerima informasi ini dua hari lalu melalui grup-grup percakapan Whatsapp,” kata Hari, Minggu (22/3/2020).


Namun sebelumnya, ia juga telah membaca petunjuk dan sosialisasi, literasi soal misa online, yang dilakukan KAS untuk ikut mencegah penyebaran covid-19, sebagaimana pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial.


"Kami menyadari pentingnya kebijakan itu demi kami sendiri dan orang lain, supaya tidak tertular virus dan setidaknya ikut menekan merebaknya virus," imbuh pria yang berprofesi sebagai jurnalis ini.


Hari mengatakan, secara iman, mengikuti misa online baru pertama kali dilakukan. Hal itu merupakan pengalaman iman tersendiri sebagai pemeluk katolik. 


"Kami menyadari banyak hal bisa dilakukan untuk tetap memperoleh pengalaman iman dan merasakan kehadiran Allah melalui sakramen ekaristi," paparnya.


Dia juga mengatakan, dirinya dan keluarga mengimani bahwa peristiwa ekaristi (perjamuan kudus/misa) adalah puncak hidup setiap orang Katolik. 


"Istri saya usai misa online mengatakan, 'Rasane tetep koyo melu misa koyo biasane," kata Hari menirukan ucapan sang istri.


Diapun menceritakan, sambil mendengarkan khotbah bapak uskup, dirinya menjadi ikut merenungkan betapa saat saat seperti ini, apa yang disebut pengharapan sebagai kekuatan penting dalam menghadapi situasi pandemi covid. 


Betapa tidak mudah mereka-mereka yang bekerja di lapangan, dokter, perawat, tenaga medis, peneliti kesehatan dan lain sebagainya menangani virus. 


Betapa tidak  mudah pemerintah harus bekerja mengambil kebijakan untuk kita semua dalam menghadapi virus. Bahkan betapa tidak mudah mengajak masyarakat banyak pada umumnya menyadari ancaman pandemi ini lalu melakukan pencegahan bersama-sama.


"Betapa setiap orang, termasuk kawan-kawan saya seprofesi wartawan harus mengabarkan pemberitaan di berbagai daerah dan dunia terkait dengan virus, setiap orang berisiko terkena virus," ucapnya.


Dirinyapun semakin menyadari, penanganan pandemi harus  bersama-sama. Gereja Katolik menjadi bagian dari bangsa ini dan komunitas dunia terlibat dalam penanganan terkait dengan pandemi virus ikut misa online. Hal itu juga menjadi bagian darinya memperoleh pelayanan kegembalaan, peneguhan iman, dan optimisme akan harapan untuk kesulitan dan  keprihatinan atas pandemi ini segera diatasi oleh kebersamaan dan solidaritas.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar