Cuaca Ekstrim, Petani Cabe Merugi

Dilihat 1997 kali
Cuaca ekstrim mengakibatkan tanaman cabe di Banyubiru Dukun Kabupaten Magelang Jawa Tengah merugi.

BERITAMAGELANG.ID - Akibat cuaca ekstrim, sejumlah tanaman cabai di lereng barat Gunung Merapi, mati. Para petani hanya bisa pasrah menanggung rugi.

Sudarmin (52) salah satu petani Desa Banyudono Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Jawa Tengah, hanya bisa mengelus dada, tanaman cabainya gagal panen.

Sudarmin mengatakan, di musim kali ini ia hanya bisa memanen tanaman cabainya satu kali saja.

"Karena cuaca hujan panas saya ping setunggal tok panen (hanya satu kali panen) cabai keriting," tutur Sudarmin, Selasa (01/05).

Lahan garapan cabai Sudarmin memiliku luas sekitar 900 meter persegi. Jika cuaca normal bersahabat, dari lahan tersebut bisa menghasilkan satu hingga dua kuintal lebih. Namun naas, sejak awal masa tanam pada akhir Januari kemarin, tanaman cabainya didera cuaca ekstrim, yakni curah hujan tinggi.

"Panen pertama kemarin hanya 20 kilogram saja. Saya bingung tiba-tiba pohon cabainya layu terus mati," ungkap Sudarmin memelas.

Nasib lebih memprihatinkan dialami Mbah Trimo (67), dari lahan seluas 1.000 meter persegi hanya menghasilkan panen cabai 0,5 (setengah) kilogram saja.

"Iya panen, tapi hanya setengah kilogram saja, panen sedikit sekali karena tanaman cabai pada klenger, atau mati akibat cuaca," katanya.

Menurut Mbah Trimo, dari 500 bibit yang ditanam, saat ini hanya tersisa sekitar 20 tanaman cabai saja. Jumlah itu tentu tidak bisa menutup modal perawatan yang mencapai jutaan rupiah.

"Dari satu bedengan hanya ada satu-dua tanaman cabai keriting yang hidup. Saya biarkan saja, sayang mau dicabut," terang Mbah Trimo.

Beruntung, Mbah Trimo maupun Sudarmin dan petani cabai lain di lereng Gunung Merapi masih bisa bertahan dari hasil panen tumpang sari jenis tanaman lain dengan pohon cabai yang sudah mati.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar