Cegah Penularan Covid-19, Tenaga Kesehatan Harus Paham Cara Pakai dan Lepas Alat Pelindung Diri

Dilihat 1239 kali

BERITAMAGELANG.ID - Sebagai salah satu tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merah Putih, dr Tatang Kurniawan berpesan agar setiap Tenaga Kesehatan (Nakes) harus benar-benar paham cara atau urutan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) hingga melepaskannya.


"Banyak dokter dan perawat tertular Covid-19 karena bisa memakai APD-nya, tapi salah dalam pelepasannya," ungkap dr Tatang saat melakukan pers conference penanganan pandemi Covid-19 Kabupaten Magelang, di Ruang Command Center, Setda Kabupaten Magelang, Jumat (9/10/2020).


Menurutnya, saat melepaskan APD ada urut-urutan yang harus dilakukan para Nakes dengan benar. Tidak semata-mata setelah menggunakan APD lalu bisa melepaskannya begitu saja lalu membuangnya atau memusnahkannya. Apabila hal tersebut sampai terjadi, bisa saja APD tersebut malah menjadi salah satu sumber penularan Covid-19.


"Contoh misalnya, setelah melepaskan sarung tangan Nakes harus segera mencuci tangan. Nah, untungnya para Nakes di RSUD Merah Putih ini sudah dibekali dengan pengetahuan tersebut sebelum ditunjuk menjadi RSUD rujukan Covid-19 di Magelang. Mereka sudah diajari menggunakan APD, melepaskannya, serta membuang limbah kesehatan (B3) dengan sangat baik" jelas dr Tatang.


Urutan cara melepaskan APD dengan benar dimulai dari ganti sarung tangan, melepas pakaian pelindung, melepas kacamata pelindung, melepas masker, melepas topi, melepas sarung tangan, dengan catatan setiap melepas perlengkapan harus mencuci tangan dengan sabun.


Sebagai dokter anastesi di RSUD Merah Putih Magelang, dr Tatang juga menceritakan bahwa dirinya juga pernah mengalami kebobolan pasien Covid-19. Awalnya ia hanya mengira pasien tersebut mengalami gagal nafas dan harus segera mendapatkan pertolongan di ICU.


"Sebagai dokter anastesi tentunya tidak lepas dari kegawatan pasien. Maka pada waktu itu datang seorang pasien yang mengalami gagal nafas. Maka spontan saya langsung mencoba membantu memberikan pertolongan tanpa menggunakan APD apa-apa. Ternyata setelah hasil rontgennya keluar pasien tersebut sangat diduga kuat positif Covid-19. Dan benar adanya, pasien tersebut memang tertular Covid, sontak saya langsung lemes saat mendengarnya dan saya juga ditetapkan menjadi suspect Covid-19," papar dr Tatang.


Berdasarkan hal tersebut, dr Tatang pun harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sambil menunggu hasil swab. Beruntung, dari hasil swab dr Tatang dinyatakan negatif Covid.


"Dari pengalaman saya inilah maka saya juga mengimbau kepada para Nakes sebagai garda terdepan yang sangat rentan akan penularan Covid-19, untuk selalu mengedepankan protokol kesehatan. Jangan menganggap remeh, selalu gunakan APD saat merawat pasien dan harus tahu cara melepaskan APD dengan benar dan membuang limbahnya," pungkas dr Tatang.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar