BW Craft, Salah Satu Perajin Sandal Upanat di Borobudur

Dilihat 3061 kali
Basiyo menunjukkan sandal Upanat hasil kreasinya di BW Craft Borobudur.

BERITAMAGELANG.ID - Pengusaha kerajinan sandal Borobudur, Basiyo menjadi orang pertama yang membuat sandal khusus untuk menaiki Candi Borobudur. Perajin yang mulai membuat sandal pada 1997 itu mendapat panggilan dari Kantor Balai Konservasi Borobudur untuk mengikuti diskusi Konservasi Untuk Penyelamatan Kaki Candi.


Keausan pada Candi Borobudur tidak hanya disebabkan oleh faktor alami, namun juga dari pengunjung. Sehingga Balai Konservasi Borobudur melakukan beberapa upaya, salah satunya adalah pembuatan sandal khusus untuk menaiki Candi Borobudur.


"Saya membawa sampel sandal yang saya buat. Dari sampel itu lalu diuji coba di lab Balai Konservasi Borobudur, untuk mengetahui gesekan sandal yang saya bawa bagaimana terhadap batu. Nah, dari gesekan itu batunya utuh, yang aus alasnya sandal yang saya bawa," ungkap Basiyo saat ditemui di galeri miliknya, BW Craft Borobudur, Rabu (15/2).




Sampel yang dibawa adalah sandal yang berbahan batik dengan alas spons dengan ketebalan 10 mm. Setelah itu, Balai Konservasi Borobudur mengadakan lomba desain sandal. Salah satu pembuat desain ada yang mirip dengan sandal yang terdapat pada relief Candi Borobudur.


"Waktu itu saya diajak Pak Bram, beliau pegawai Balai Koservasi Borobudur, itu saya dibawa ke Candi (Borobudur). Ditunjukkan relief Karmawibangga panel 150. Relief itu menceritakan dua orang mempersembahkan alas kaki kepada Brahmana. Nah alas kaki itu disebut upanat. Makanya sandal ini dinamakan upanat," terangnya kembali.


Balai Konservasi Borobudur pada tahap awal telah memesan sebanyak tiga kali untuk tamu-tamu khusus yang akan menaiki Candi Borobudur. Untuk memberdayakan lingkungan lebih luas, bahan sandal ditentukan menggunakan bahan daun pandan. Bahan pandan didapatkan di Desa Kenalan Borobudur karena di sana sudah memiliki kelompok khusus perajin tikar pandan.


Saat ini, sudah ada 8 pengrajin sandal Upanat. Yang pada awalnya dibuat pelatihan oleh Balai Konservasi Borobudur, Pemerintah Kabupaten Magelang yang berkolaborasi dengan PT TWC Borobudur dengan Basiyo sebagai pembimbingnya.


"Harapannya, ketika sudah diizinkan menaiki Candi Borobudur bagi wisatawan, kebutuhan upanat sekitar 1.200 pasang/hari dengan goodie bag dapat terpenuhi," harapnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar