Bupati Magelang Apresiasi Pameran Lukisan Abstrak di Borobudur

Dilihat 3904 kali
Bupati Magelang Zaenal Arifin menikmati pameran lukisan di Limanjawi Art House Borobudur

BERITAMAGELANG.ID - Lima pelukis dari komunitas Jaring mengejutkan publik dalam pameran lukisnya di Limanjawi Art House Borobudur Kabupaten Magelang.


Mereka lima perupa dari Yogyakarta dengan latar belakang budaya berbeda namun hoby yang sama. Pameran berlangsung pada Sabtu 14 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020.


Salah satu penikmat senirupa adalah Bupati Magelang Zaenal Arifin. Di bawah rintik hujan ia menyempatkan diri hadir dalam pembukaan pameran tersebut.


Menurutnya seni lukis tidak hanya sekedar pajangan tapi juga terdapat sentuhan keindahan yang berbalut dengan makna filosofi, kaya akan khasanah cerita kehidupan yang bisa menjadi pelajaran.


"Berbagai karya lukis ini sangat enak dinikmati dan ada pesan agar selelu bersyukur kepada Tuhan," kata Zaenal di sela acara pembukaan pameran bertajuk Exclamation itu.


Keberadaan Galeri Limanjawi di Borobudur, lanjutnya, merupakan salah satu aset luar biasa yang dimiliki Kabupaten Magelang. Kreativitasnya melalui pameran seni lukis yang rutin digelar ini memberikan warna di antara mahakarya Candi Borobudur. Sehingga harapannya keberadaan Limanjawi bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi pariwisata Kabupaten Magelang.


"Kita terus mendorong dan memberikan apresiasi kepada Limanjawi yang tidak henti hentinya menggelar pameran," ungkap Zaenal.


Sebanyak 32 karya dipajang dalam ruang galeri Limanjawi Art House Borobudur ini.


Berangkat dari latar belakang berbeda beda, pameran yang digagas oleh Kadafi Gk, Firdaus Musthafa, Zipit Supomo, Yudhi Prayitno, dan Refijon ini menjadi ajang menyatukan semangat berkarya berdasar cinta spontanitas. Seni itu prinsipnya tidak terlalu mikir.


"Kita Ingin memberikan sentakan tanpa rencana panjang dengan semangat sama," kata salah satu perupa, Refijon kepada wartawan, Sabtu (14/12/2019).


Kelompok senirupa Jaring berdiri tahun 2018. Pameran bertajuk 'Exclamation' ini menjadi moment pertama mereka berkontribusi dalam senirupa Indonesia. Sedangkan tema Exclamation atau spontanitas itu benar-benar memberikan sesuatu dari letupan emosional, hingga pemberontakan dari kebosanan aktivitas sosial.


Proses kreatif masing masing pelukis adalah realisme dan kemudian bertransformasi menuju gaya yang disenangi.


Arsitektur Candi Borobudur adalah abstrak lebih ke puncak Arupadhatu, atau dunia tanpa bentuk. Memaknai karya dengan makna sendiri-sendiri.


"Progress ada yang lari ke abstrak seperti gaya yang ditampilkan 4 pelukis dan 1 pelukis bergaya ekspresionisme," lanjutnya.


Tak dipungkiri keberadaan puluhan karya itu menempatkan hoby dalam tataran tertinggi dari proses melukis selama ini. Bahkan kelima pelukis itu seakan mendobrak tradisi dan rutinitas berkesenian nusantara. Hoby menjalankan nilai artistik yang mengandung nilai ibadah tercermin dalam karya mereka.


"Enjoy, melukis bukan profesi tapi hoby. Karena hoby lebih tinggi dari profesi. Profesi kadang terpaksa yang tidak terpaksa," ujar pelukis lainnya Khadafi.


Ketemu di usia tua kepala empat, sesuai instalasi pentol korek yang bermakna masih ada harapan. Untuk maju terus tetap berkarya. Dalam pencariannya, kelima pelukis ini memilih kawasan Candi Borobudur untuk mendeklarasikan keberadaan kelompok perupa Jaring dalam kancah dunia seni rupa.


"Filosofi jaring adalah mengambil arus di tengah seperti menangkap ikan. Karena Limanjawi terletak di tengah pulau Jawa Indonesia sehingga kita mantap berpameran di sini," tutur Khadafi.


Sementara pengelola Limanjawi Art House Umar Khusaini mengungkapkan ini merupakan pameran ke enam selama tahun 2019. Selain sebagai ruang bersilaturahmi, harapannya seni lukis di Kabupaten Magelang semakin berkembang, lebih bermanfaat bagi wisata untuk diapresiasi dunia.


"Borobudur jendela dunia. Ruang ini bisa menjadi destinasi wisata di Borobudur," ungkap Umar.


Pameran dengan kualitas yang luar biasa itu dimeriahkan oleh penampilan tari prajuritan Soreng siswa SMPN 1 Muntilan.


Nampak hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Magelang Sariyan Adiyanto bersama sejumlah seniman dan kolektor seni berbagai daerah.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar