BKKBN Akan Masukan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Dalam Kurikulum Sekolah

Dilihat 2104 kali

BERITAMAGELANG.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan membuat sejumlah terobosan dalam hal pendidikan keluarga. 


Pemerintah Kabupaten Magelang sendiri, melalui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKB PPPA) Kabupaten Magelang saat ini tengah gencar melaksanakan berbagai program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui berbagai agenda kegiatan. 


"Di bidang kependudukan, kami telah membentuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di tingkat Sekolah Lanjutan Atas (SLA), pembentukan Organisasi Koalisi Kependudukan Tingkat Kabupaten, serta penyusunan Grand Design Perencanaan pada pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk, serta pembangunan database kependudukan," jelas Bupati Magelang Zaenal Arifin saat pembinaan Kepala BKKBN bagi Penyuluh Keluarga Berencana se eks Karesidenan Kedu di Pendopo Setda Kabupaten Magelang, Senin (5/8).


Di bidang Keluarga Berencana, hingga Juni 2019, jumlah capaian Peserta KB Baru sebanyak 6.491 akseptor atau 25% dari target sejumlah 25.909 akseptor. Jumlah peserta KB aktif sebanyak 152.010 akseptor atau 74,23% dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sejumlah 204.780.


"Kami juga masih menghadapi beberapa permasalahan, diantaranya keterbatasan jumlah Sumber Daya Manusia Penyuluh KB yang hanya berjumlah 47 orang dengan jumlah desa/kelurahan 372, atau 7,9 Desa per PLKB," ungkapnya.


BKKBN sendiri berencana memasukkan pendidikan kesehatan reproduksi ke kurikulum sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Rencananya akan dimasukkan di pendidikan jasmani atau lainnya.

 

"Harapan kami, Desember besok sudah bisa dilaksanakan," kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo.

 

Soal pendidikan kesehatan ini, lanjut Hasto, bukan berbicara hanya soal pendidikan seks saja, namun lebih umum lagi yakni soal kesehatan reproduksi. 


"Kami berharap Desember sudah ada materinya. Minimal brief materi itu. Harapan kami, anak-anak jadi mengetahui soal siklus kehidupan reproduksi perempuan dan laki-laki. Alangkah naifnya, anak umur 12 tahun yang sudah menstruasi tapi tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya," lanjutnya.

 

Soal eksistensi para penyuluh KB, pihaknya juga akan melakukan riset mengenai tanggapan publik soal tenaga penyuluh KB.


"Masukan-masukan dari masyarakat ini, nanti akan kami adopsi agar eksistensi penyuluh KB lebih optimal di tengah masyarakat," kata dia.

 

Dalam pembinaan tadi, juga dihadiri Kepala BKKBN Propinsi Jateng, Wagino SH MSi, Bupati Magelang, Zaenal Arifin SIP, Komandan Kodim 0705 Magelang, Letkol Arm Kukuh Dwi Antono dan Kabag Sumda Polres Magelang, Kompol Joko Waluyono dan sekitar 150 penyuluh KB se eks Karesidenan Kedu. (Bag)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar