BKB Temukan Candi Batu Bata Dekat Candi Borobudur

Dilihat 1205 kali
Tim ekskavasi BKB temukan struktur candi batu bata di Situs Samberan yang tidak jauh dari Candi Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Struktur bangunan candi batu bata ditemukan Balai Konservasi Borobudur (BKB) dalam ekskavasi lanjutan Situs Samberan di Dusun Samberan, Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

Koordinator Perlindungan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Muhammad Taufik mengatakan, upaya ekskavasi Situs Samberan sebelumnya sudah diakukan pada 2002 dan 2019. Kemudian, pada tahun ini berhasil membuka seluruh struktur bangunan candi klasik dari batu bata.

Dijelaskan Taufik adanya temuan struktur bangunan yang diduga candi berbahan batu bata di Dusun Samberan sudah ada sejak 1979 berdasar laporan Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA memperkirakan, candi tersebut sudah berdiri antara abad ke-7 hingga ke-9. Sama dengan Candi Borobudur.

Kemudian pada 2000, lanjutnya Balai Arkeologi (Balar) melakukan survei di daerah penemuan JICA teraebut. Dari keterangan masyarakat, dulunya ditemukan lapik atau alas arca. Hingga pada 2002, Balar mulai melakukan ekskavasi. Namun, saat itu, belum banyak yang bisa digali dari ekskavasi tersebut. Sejak muncul Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2014, ada penetapan kawasan cagar budaya Borobudur dan diserahkan ke BKB pada 2019, BKB kemudian menggali lagi hingga menampakkan empat sudut situs tersebut. Lantaran semua sudut sudah bisa diketahui, BKB terus menggali dan membuka seluruh struktur bangunan.

"Menariknya, situs bercorak Hindu tersebut berbahan batu bata. Padahal, candi zaman dahulu lazimnya menggunakan batu andesit. Hal ini mengindikasikan pada era pendirian Candi Samberan, masyarakat sudah mengenal teknologi pembakaran batu bata, struktur bangunan, dan lainnya," jelas Taufik sast ditemui di lokasi Rabu (14/09/2022).

Proses ekskavasi ketiga ini dilakukan sejak 23 Agustus hingga 19 September 2022. Setelah digali, situs tersebut memiliki ukuran 16 meter x 14 meter. Dengan struktur batu bata merah kuno dan ketebalan 5 sentimeter. Untuk melindungi agar batu bata tidak cepat rusak, dibuatlah shelter seperti atap.

Saat dikupas bagian tengah, ternyata ada temuan baru. Berupa batu bata berundak yang dulunya diduga untuk meletakkan sesuatu atau tempat pemujaan.

"Jadi, kemungkinan candi ini tidak punya bilik hanya berupa batu sebagai alas, batu lagi yang di atasnya ada Yoni," ungkapnya.

Situs ini, kata dia, tidak ada relasi dengan Candi Borobudur. Kendati demikian keberadaanya menjadi salah satu simbol toleransi beragama di tanah Jawa. Lantaran di kawasan Borobudur menjadi pusat kerajaan agama Buddha, namun ada masyarakat Hindu dan hidup saling berdampingan. Kondisi inilah yang melambangkan semangat toleransi yang dikembangkan pada zaman dahulu.

Selain itu, ada juga temuan arca berbahan perunggu dengan ketinggian 40 sentimeter. Namun, kata Taufik, belum bisa diidentifikasi karena atributnya ada yang hilang. Arca tersebut ditemukan pada kedalaman sekitar 2 meter, Jumat (26/8) lalu.

Taufik menjelaskan, kemungkinan situs lain juga berada di permukiman warga. Pihaknya pernah melakukan survei Georadar atau salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang elektromagnetik (EM), dan di sisi Utara ditemukan struktur baru. Tapi, belum digali lebih dalam. Begitupula di lapangan voli dekat Situs Samberan, ada anomali-anomali temuan yang juga diduga stuktur candi. 

Dia menduga, jika candi tersebut berukuran besar, dimungkinkan adanya candi perwara atau candi kecil sebagai pelengkap. Namun, candi perwara tiap daerah, tidak selalu sama. Bisa satu atau lebih. "Mungkin di bagian sini ada karena belum kami gali saja," kata dia.

Taufik mengatakan, umumnya, candi di Indonesia digunakan sebagai tempat ibadah. Berbeda dengan di India. Sehingga kemungkinan Situs Samberan ini juga merupakan tempat ibadah. Mengingat sudah ditemukan Yoni dan arca sebagai simbol ibadah umat Hindu. 

Selain itu, BKB juga menemukan umpak atau alas tiang yang biasanya terbuat dari batu. Hal itu menandakan bahwa dulunya pernah memiliki atap berupa kayu, Open building. "Jadi, nggak punya bilik. Bentuknya seperti altar saja," imbuhnya. 

Sementara itu, Dosen Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM Dwi Pradnyawan menuturkan, sebenarnya pernah ada laporan dari Hindia-Belanda bahwa Candi Borobudur dikelilingi oleh situs. Tidak hanya bercorak Buddha, tapi juga Hindu. Hal itu berbanding terbalik dengan Candi Prambanan yang dikelilingi candi-candi Buddha.

Biasanya, kata dia, tidak banyak situs yang berbahan batu bata. Kebanyakan yang dipublikasikan hanya berbahan batu andesit. Ada (situs yang berbahan batu bata), tapi yang diekspos seperti ini (Situs Samberan) tidak banyak.

Terlebih, belum banyak candi di Jawa Tengah yang berstuktur batu bata. Kecuali di Jawa Timur. Dari sisi bangunan yang berbahan batu bata, denahnya terbilang menarik. 

"Untuk denahnya, kemungkinan ini (candi, red) terbesar di Jawa Tengah karena belum ada contoh bata sebesar ini," tutunya.

Untuk diketahui, lokasi Situs Candi Samberan hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari Candi Borobudur dan berada diantara pemukiman warga.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar