Malam Budaya Candi Pawon, Festival Lokal Berkelas Internasional

Dilihat 1999 kali
Tari Kinara Kinari dalam Borobudur International Arts and Performance Festival (BIAPF) tahun 2019 di Candi Pawon Kabupaten Magelang Minggu (7/7).

BERITAMAGELANG.ID - Puluhan kelompok kesenian tradisional memeriahkan malam budaya Candi Pawon, Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Minggu (7/7).


Tenaga Ahli Kementerian Pariwisata, Taufik Razen mengatakan, pagelaran ini merupakkan bagian dari Borobudur International Arts and Performance Festival (BIAPF) 2019.


"BIAPF di Candi Borobudur sebagai induknya. Ini pertama kali diselenggarakan di luar Candi Borobudur dan kita lihat respon kemampuan masyarakatnya sangat bagus sekali. Konteks yang ada ini maka festival ini perlu kita dukung," kata Taufik.


Bahkan, lanjut dia, pihak Kementerian Pariwisata akan mendorong pagelaran seni seperti di Candi Pawon menjadi Festival mandiri yang bisa diterapkan ke lokasi lain wilayah Candi Borobudur.


"Ke depan, Borobudur tetap menyelenggarakan festival itu, tapi kita mengagendakan di tempat lain seperti di salah satu Balai Ekonomi Desa (Balkondes), di pasar atau di tempat lain supaya itu akan mandiri lagi," lanjutnya.


Dengan demikian, akan lahir festival spektakuler lain dengan kearifan lokal yang menarik bagi wisatawan.  


"Artinya akan banyak festival festival yang muncul bersifat internasional tapi karakternya adalah lokal," paparnya.


Mellibatkan Komunitas Brayat Panangkaran Borobudur dan seni tradisional lainnya , BIAPF 2019 di Taman Lumbini Pelataran Candi Borobudur dan Candi Pawon Kabupaten Magelang 5 hingga 7 Juli ini juga menampilkan seniman dari mancanegara seperti Spanyol, Meksiko, dan Hongaria.


"Kesenian yang pentas di Candi Pawon ini mayoritas berasal dari sekitar Candi Borobudur. Sebanyak 50 tari ditampilkan, hanya beberapa diantaranya seniman dari luar negeri," kata koordinator Kelompok seni Candi Pawon, Eko Sunyoto.


Menurut Eko, Festival Candi Pawon merupakan totalitas peran masyarakat, dari segi budaya dan ekonomi.


"Yang jelas masyarakat ikut terlibat, diberdayakan secara total dengan membuka gerai makanan lokal dan aneka suvenir yang laris dibeli pengunjung," lanjut eko.


Dengan tema 'Harmony in Diversity' pagelaran seni budaya yang juga diprakarsai Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ini seakan menjadi bahasa universal tentang harmoni perdamaian dalam keberagaman dunia.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar