Berusia 3 Abad, Tari Topeng Bugis Kolomence Masih Lestari

Dilihat 2211 kali
Tari Topeng Kolomence Badut Sejati Mentengan Sutopati Kabupaten Magelang, Jawa Tengah berusia 3 abad lamanya dan masih lestari.

BERITAMAGELANG.ID - "Yola elo-yae lola", teriak penabuh gendang. Teriakan itu menjadi tanda Topeng Bugis siap menari. Gerak tangan kaki di balik Topeng Bugis seirama, patah-patah dalam langkah namun tegas. Topeng Bugis adalah tokoh utama dalam seni pertunjukan tari Topeng Badut Sejati dari Gunung Sumbing.

 

Topeng Bugis berbentuk wajah seorang laki-laki, ia Kyai Kolomence nan bijaksana dari negeri Blo Kethepe (negeri di atas awan). Berdasar cerita, tari Badut Sejati ini menggambarkan kisah kehidupan leluhur warga Dusun Mentengan Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.


Tokoh seni tari Badut Sejati, Muharto mengungkapkan Kyai Kolomence kerap melakukan perjalanan spiritual "Jelajah Melankori" atau berpetualang ke berbagai tempat.


"Setelah lama mengembara, ia kemudian menetap di suatu hutan yang kini menjadi pemukiman warga Mentengan," tutur Muharto.


Menurut Muharto, Topeng Bugis terbuat dari kayu pohon pule berusia lebih dari 3 abad dan belum pernah rusak. Topeng Kyai Kolomence ini paling tua di antara topeng Badut Sejati. 


"Topeng lain sudah beberapa kali diperbaharui, tapi topeng Kyai Kolomence masih asli," lanjut Muharto.


Dalam setiap pementasan, sekitar 40 orang terlibat. Uniknya, semua penari Badut Sejati adalah laki-laki. Mereka bisa berperan sebagai putri raja, dayang istana, hingga binatang buas seperti babi hutan, monyet, harimau, dan hewan lain pengganggu pertanian. Alat musiknya juga sederhana, dari kendang, bonang, gong, dan 3 angklung satu nada. 


Tidak hanya sekedar menari, warga yang merupakan petani juga percaya spirit gerakan tari sebagai simbol ikhtiar dalam mencari rejeki. Sedangkan syair tembangnya berbahasa Jawa berisi tuntunan dan nasehat kehidupan menjadi doa memohon keselamatan kepada Tuhan.


Agar tetap lestari, seni tari Badut Sejati wajib dipentaskan dalam prosesi selamatan dusun setiap bulan Rajab kalender Jawa dan acara hajatan warga.


"Anak-anak di sini sudah mahir menari Topeng Bugis Badut Sejati. Mereka latihan seminggu tiga kali," tutup Muharto sambil bersiap memakai topeng tua Bugis itu.

 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar