Berawal Dari Iseng, Kerajinan Panah Muntilan Laris Manis

Dilihat 2126 kali
Perajin jemparing Triyono mencoba hasil kreasinya

BERITAMAGELANG.ID - Adalah Triyono warga Dusun Ketaron Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang yang menekuni usaha kreatif membuat panahan atau biasa disebut jemparing.


Bersama tiga rekannya, pria berusia 43 tahun ini mulai menekuni pembuatan alat panah atau jemparing, termasuk busur panah sejak 2019. Berkat ketekunannya, usaha rumahan bernama Threearch ini kebanjiran pesanan.


Saat ditemui, ia menceritakan usaha kreatif ini lahir tanpa sengaja saat Triyono main ke rumah teman dan melihat ada jemparing milik anaknya. Berawal dari itu, Taryono iseng kemudian mencoba membuatnya.


"Saya melihat dan mencobanya ternyata tertarik. Lalu mencoba membuatnya secara otodidak di rumah," kata Triyono.


Ia menuturkan, tidak hanya fokus berbisnis, untuk menyalurkan hobi kini dirinya juga memiliki komunitas jemparing bernama Bamburuncing Archery Club (BAC) dengan 40 anggota. Dalam perkembangannya BAC, di bawah KONI Kabupaten Magelang.


Triyono mengungkapkan awal usaha ia hanya membuat empat set jemparingan dengan model pegangan dengan desain sendiri. Kemudian diposting di facebooknya, ternyata ada yang membeli.


"Langsung ada yang tertarik, dan laku. Kemudian saya menekuninnya dengan mencari tahu model dan jenis panahan atau jemparingan," imbuhnya.


Setelah itu, lanjutnya, ada seorang ahli jemparing yang mengkritik model handle pegangan jemparing miliknya yang menggunakan desain sendiri. Ternyata ada jenisnya.

Kemudian melalui media sosial diketahui, ternyata ada model Jemparing Yogyakarta dan Solo. 


"Setelah itu saya mengiblat model Yogyakarta untuk produksi alat jemparing," ujarnya.


Kini Triyono bersama rekannya membuat tiga jenis panahan. Yakni Bare bow, Jemparing, dan Horse bow. Untuk bahan baku ada yang dari bambu pilihan, kayu Sonokeling, kayu Sawo, kayu Kemuding, fiber dan rotan.  


Sedangkan busurnya menggunakan jenis kayu sesuai permintaan. Bulu pada busur berasal dari entok dan kalkun. Bulu tersebut memiliki kualitas bagus karena seperti ada lapisan yang tidak mudah basah.


Terkait harga, Triyono mengaku bervariasi seperti Jemparing dihargai Rp350.000, Horse bow Rp400.000, dan Bare bow Rp600.000. Meski demikian harga tersebut bisa naik tergantung desain dan bahan baku yang diingkinkan. 


Ia mengaku penjualan masih di sekitar lokal Jawa Tengah. Seperti Karanganyar, Magelang, dan ada juga ke Yogyakarta.


"Biasanya yang pesan untuk latihan komunitas, pribadi, wisata ataupun hiasan di rumah, jadi harga menyesuaikan," paparnya.


Selain sebagai sumber perekonomian, Triyono bergelut di bidang panahan atau jemparingan tersebut juga memiliki tujuan mulia yakni mengenalkan ke masyarakat bahwa olahraga ini menarik dan terjangkau.


"Bisa sosialisasi bahwa panahan atau jemparing itu menarik. Kedua hal tersebut juga sunah rasul," tandasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar