Bencana Tanah Longsor, Pemkab Magelang Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

Dilihat 2791 kali
Bupati Magelang Zaenal Arifin meninjau kawasan bencana

Bencana tanah longsor terjadi di Dusun Kemutuk, Desa Kemutuk, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Senin (13/11). Talud penahan jalan longsor, dan menimpa sebuah rumah milik warga setempat hingga rusak. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (13/11) sekitar pukul 18.30 malam. Waktu itu, Muhammad Afif (30) warga Dusun Kemutuk, Desa Kemutuk, Kecamatan Tempuran sedang berada di dalam rumah, beserta istrinya, Maesaroh (32), dan juga satu anaknya.

"Kondisi saat itu sedang hujan yang turun semenjak siang hari. Saya sedang memindahkan bangku di dalam rumah, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari arah depan rumah, seperti suara guntur, dan disambut bunyi benturan di depan rumah," ujar Maesaroh, pemilik rumah, Selasa (14/11).

Setelah diperiksa, ternyata talud penahan jalan yang ada di samping rumah telah longsor dan menerjang halaman teras rumah. Kaca depan rumah pecah, pilar penyangga ambruk, material longsor berupa batu-batuan dan tanah memenuhi teras depan rumah. Beruntung, Maesaroh, beserta suami dan anaknya dapat selamat dari bencana tanah longsor tersebut. Kendati demikian, terjangan longsor merusakkan bagian depan rumah.

"Bagian depan rumah saya rusak parah, pilar penyangga tumbang, dan kaca- kaca pecah," ujarnya.

Mendengar kejadian tersebut, warga pun kemudian melakukan evakuasi terhadap pemilik rumah ke tempat yang lebih aman. BPBD Kabupaten Magelang tak lama datang, beserta petugas Kepolisian Sektor Tempuran. Material longsor yang menimbun teras dan halaman rumah dibersihkan esok harinya.

Sementara itu, Maesaroh beserta keluarganya mengungsi ke rumah saudaranya, untuk mengantisipasi adanya longsor susulan.

"Kami masih takut adanya longsor susulan. Talud di atas masih retak, jika hujan turun bisa terjadi longsor lagi. Oleh karena itu kami mengungsi saja terlebih dahulu," ujar Maesaroh.

Sedari pagi, petugas dari BPBD Kabupaten Magelang, dibantu oleh petugas kepolisian, dan TNI membantu evakuasi material longsor di tempat kejadian longsor. 

Di waktu yang sama, bantuan logistik pun diberikan kepada korban longsor. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, kendati demikian kerugian mencapai puluhan juta rupiah.


Siaga Darurat Bencana, Bupati Magelang Surati Kepala Desa 


Setelah adanya kejadian ini, Pemerintah Kabupaten Magelang menetapkan Status Siaga Darurat Bencana, banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Penetapan status kebencanaan ini menyusul banyak terjadinya bencana alam tersebut di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang. Masyarakat pun diminta siap siaga dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana.

Bupati Magelang Zaenal Arifin, menyurati seluruh Kepala Desa yang ada di Kabupaten Magelang untuk mengambil langkah antisipatif seiring meningkatnya status menjadi status siaga darurat bencana.

Dalam surat yang dikirimkannya melalui Camat tersebut, pihaknya memberitahukan kondisi musim hujan yang datang begitu cepat, dengan intensitas hujan yang tinggi. Kondisi tersebut memicu tingginya potensi terjadinya bencana alam di wilayah Kabupaten Magelang.

"Melalui surat itu kami meminta kepada pihak Pemerintah Desa untuk dapat mengambil langkah antisipatif, semisal dengan membersihkan selokan, kali, atau saluran air, sehingga tidak terjadi banjir, kami perintahkan begitu untuk membuat warga siap menghadapi bencana," ujar Zaenal, Selasa (14/11) saat meninjau lokasi longsor di Dusun Kemutuk, Desa Kemutuk, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, musim penghujan di Jateng dimulai November, puncaknya pada Desember dan Januari 2018. Waktu-waktu tersebut dinilai bisa meningkatkan potensi terjadinya bencana.

Zaenal mengatakan, kondisi geografis yang ada di Kabupaten Magelang yang berupa cekungan dan dikelilingi pegunungan, juga semakin membuat potensi bencana tanah longsor semakin meningkat. Oleh karena itu, pihaknya pun meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Magelang untuk dapat waspada terhadap bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

"Selain mengirimkan surat kepada Kepala Desa, pihaknya juga terus melakukan pelatihan dan pembekalan kepada masyarakat dalam hal kesiapsiagaan menghadapi bencana. Harapannya, warga dapat mengetahui langkah yang diambil jika sewaktu-waktu terjadi bencana," pungkasnya.


Status Siaga Darurat Bencana, Ini Langkah Pemkab Magelang


Kepala  Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edi Susanto, mengatakan pihaknya menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menghadapi situasi kebencanaan yang terus meningkat, baik upaya antisipasi maupun penanggulangan. Upaya antisipatif  dilakukan dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sampai ke tingkat desa, dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam melalui Organisasi Pengurangan Resiko Bencana yang telah terbentuk.

"Sosialisasi juga terus kami lakukan, agar masyarakat dapat tahu langkah apa yang akan dilakukan jika sewaktu-waktu terjadinya bencana alam," ujar Edi, Selasa (14/11).

Dalam upaya penanggulangan, pihaknya telah menyiagakan seluruh personel BPBD yang ada di Kabupaten Magelang, berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC), Satgas Penanggulangan Bencana, dan relawan tanggap bencana di sejumlah wilayah untuk melakukan penanganan langsung. Sedangkan dari segi anggaran, Pemkab Magelang juga telah menyiapkan anggaran untuk penanggulangan bencana pada Belanja Tidak Terduga (BTT) hingga Rp 15 Miliar.

Edy mengaku pihaknya sudah menghimbau kepada masyarakat agar dapat siap dan waspada jika sewaktu-waktu terjadi bencana. "Masyarakat dapat waspada dan siaga terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana, sehingga mereka sudah siap dan mengetahui apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana," ujarnya. - (rfk)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar