Potensi Tanah Longsor Masih Mengancam Kabupaten Magelang

Dilihat 1692 kali
Tanah longsor mendominasi bencana di wilayah Kabupaten Magelang


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang siagakan personil selama 24 jam guna mengantisipasi bencana yang diakibatkan cuaca ekstrim. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Pranowo menyebutkan data bencana di wilayah Kabupaten Magelang selama 2017 mencapai 375 kejadian bencana, dengan dominasi bencana tanah longsor sebanyak 270 kejadian. Sedangkan bencana lain meliputi terjangan banjir dan angin kencang.

"Tingginya kejadian bencana tanah longsor di wilayah Kabuaten Magelang karena keberadaan pemukiman warga berada di lingkup perbukitan dan gunung yang berpotensi rawan longsor jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Namun demikian, yang tidak bisa diprediksi adalah kejadian bencana angin kencang," jelas Pranowo saat ditemui Beritamagelang.id.

Di awal 2018, bencana tanah longsor masih mendominasi wilayah Kabupaten Magelang. Data sementara hingga pertengaan bulan Februari ini bencana tanah longsor mencapai 80 lebih kejadian. Sekitar 21 rumah warga rusak dan selebihnya tanah longsor mengakibatkan akses jalan terputus maupun tertutup longsor.

Terjadinya tanah longsor masyarakat bisa mengantisipasi dini dengan melihat munculnya retakan pada tanah dan pemukiman maupun bunyi suara sirine dari alat deteksi Early Warning Sistem (EWS) jika di daerah tersebut sudah terpasang. Sedangkan bencana yang masih sulit diprediksi adalah terjangan angin kencang yang sewaktu-waktu bisa terjadi dengan tempat dan lokasi berbeda.

Lebih lanjut Pranowo mengungkapkan, peta bencana rawan longsor BPBD Kabupaten Magelang meliputi desa-desa yang tersebar di 8 Kecamatan, yakni Borobudur, Windusari, Bandongan, Pakis, Ngablak, Salaman, Tempuran dan Kajoran. Semua kecamatan tersebut berada di zona lereng pegunungan dan perbukitan, seperti Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing dan Perbukitan Menoreh.

Guna mengantisipasi, BPBD Kabupaten Magelang selalu menyiagakan peralatan dan personilnya di pos induk kantor BPBD Kabupaten Magelang selama 24 jam untuk efisiensi, memaksimalkan kesigapan penanganan di lokasi bencana, termasuk kecepatan informasi saat terjadi bencana. BPBD Kabupaten Magelang selama ini telah membentuk Tim Reaksi Cepat, dan relawan yang berada di setiap desa.

"Selama ini keberadaan relawan yang tersebar di desa-desa sangat membantu dalam tugas penanganan bencana, mereka merupakan ujung tombak yang terlatih dan selalu siap dalam segala kondisi," pungkas Pranowo. 

Terkait hal tersebut, Pranowo menghimbau kepada masyarakat tetap tenang dan selalu siaga dalam mengantisipasi perubahan cuaca, perubahan lingkungannya. Sesuai informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi cuaca ekstrim hujan deras disertai angin kencang masih akan terjadi hingga Maret 2018.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar