BERITAMAGELANG.ID - Sejumlah bencana tanah longsor melanda Kabupaten Magelang pasca hujan deras yang mengguyur, Selasa (25/12). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, Pemda Kabupaten Magelang menghimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mencatat, dampak cuaca ekstrim itu, setidaknya terdapat 14 titik tanah longsor di empat kecamatan.
"Longsor terjadi di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Salaman, Tempuran, Borobudur dan Kaliangkrik," kata Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edi Susanto kepada BeritaMagelang.id, Rabu (26/12).
Titik lokasi longsor mayoritas berada di wilayah perbukitan Menoreh yang sebelumnya belum terdeteksi.
"Ini lokasi lain, lokasi titik lain yang belum sempat kita pasang alat EWS (Early Worning System)," jelasnya.
Terkait alat peringatan dini itu, Edy mengaku masih kekurangan karena kendala luas wilayah Kabupaten Magelang yang bergunung-gunung.
"Kita secara kewilayahan hampir 60 persen rawan longsor. Kalau pasang semua sulit. Sehingga solusinya kita rutin melakukan sosialisasi terkait potensi rawan longsor ke masyarakat," ungkapnya.
Edi menyebutkan, meski tidak ada korban dan pengungsi, bencana yang terjadi ini mengakibatkan kerusakan ringan rumah warga serta menutup akses jalan.
"Kerusakan yang sporadis, rumah-rumah ada beberapa yang rusak sebagaian. Tidak rusak total. Tapi untuk jalan-jalan yang menutup akss kita dahulukan," terangnya.
Bersama masyarakat, personil BPBD, Relawan, TNI dan Polri langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pembersihan. Beberapa jalan yang tertimbun material longsor, yakni akses Kecamatan Salaman arah Wonosobo, Kecamatan Bandongan dan Kaliangkrik serta jalan antar desa di Desa Kenalan Borobudur.
Hingga Rabu (26/12) semua titik longsor berhasil dibersihkan dan aktivitas warga kembali normal.
0 Komentar