BERITAMAGELANG.ID - Perpustakaan Muda Bhakti di Desa Ngablak Srumbung Magelang, Jawa Tengah selalu punya cara unik mengundang perhatian warga setempat agar datang ke sana. Baru-baru ini, perpustakaan di lereng Merapi itu kedatangan tamu istimewa dari Jakarta. Dimas Bagus Wijanarko (42) dari Komunitas Get Plastic bertandang ke sana dan membagikan ilmu tentang pengolahan sampah plastik.
"Kita kemarin itu belajar dari tim Get Plastic, mereka memang kampanye tentang kepedulian lingkungan terhadap olahan sampah. Mereka mampir ke sini ke Perustakaan Muda Bhakti, kita nggak tahu dapat informasi dari mana," kata Kasihan, Kepala Seksi Pelayanan Umum Pemerintah Desa Ngablak.
Kedatangan tim Get Plastic sejalan dengan Pustaka Lingkungan, salah satu program Perpustakaan Muda Bhakti melakukan pembinaan terhadap masyarakat terkait kepedulian lingkungan.
"Dalam hal ini kita mengarahkan ke pengolahan sampah rumah tangga karena kita lihat di masyarakat itu sampah terkumpul di masing-masing keluarga cukup tinggi tapi belum ada pengolahannya. Nah kebetulan kita kehadiran tamu dari Jakarta, penggagas sampah plastik diubah menjadi bahan bakar, ada minyak tanah, bensin dan solar," lanjutnya.
Sampah plastik ada beberapa jenis dan memiliki karakter masing-masing. Namun, pada umumnya mengandung bahan dasar minyak yang bisa diolah menjadi bensin dan solar.
"Dalam kampanyenya itu, komunitas Get Plastic menunjukan sampah plastik diolah menjadi bahan bakar minyak lalu dimanfaatkan di sepeda motor," terangnya.
Prosesnya cukup mudah yakni dengan menggunakan semacam mesin vakum. Sampah plastik dimasukan dalam mesin vakum kemudian diuapkan. Uap dari plastik tersebut ternyata menghasilkan bahan bakar minyak.
"Plastik kresek yang lemes itu bisa jadi solar, kalau yang agak kaku dan tebal seperti plastik bekas minyak goreng, botol plastik, deterjen, yang kalau diremas itu suaranya kletek-kletek kayak patahan itu (bisa) menjadi bensin," paparnya.
Sebelumnya, Get Plastic juga memberikan pemahaman tentang jenis dan karakter sampah plastik pada puluhan warga yang berkumpul sore itu.
"Mungkin ini menjadi salah satu solusi karena selama ini kita berbicara sampah plastik yang tidak bisa diurai atau tidak laku dijual. Dengan teknologi ini mungkin menjadi solusi bagi masyarakat ke depannya untuk melakukan pengolahan sampah," pungkasnya.
Saat ini komunitas Get Plastic sedang berkeliling mengenalkan alatnya sebagai solusi mengurangi sampah plastik dengan berkeliling dari Jakarta hingga Bali yang dimulai sejak 19 Mei kemarin. Rencananya, selama perjalanan Dimas dan timnya akan berkunjung ke 15 tempat.
Uniknya, selama perjalanan Dimas menggunakan Vespa usang miliknya yang menggunakan bahan bakar hasil olahan dari alat ciptaannya itu. Tidak hanya itu, selama perjalanan Dimas yang seorang tukang sablon juga membagikan kaos #PeduliSampahPlastik pada sejumlah orang yang ditemuinya.
2 Komentar