Api Dharma Waisak Disakralkan di Candi Mendut

Dilihat 889 kali
Prosesi pensakralan Api Wiasak di Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jumat (2/6).

BERITAMAGELANG.ID - Api Dharma Waisak 2567 BE/2023 dari Sumber Api Abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan disakralkan di Candi Mendut Kabupaten Magelang, Jumat (2/6/2023). 


Api dharma tiba di kompleks Candi Mendut pada pukul 14.58 WIB. Usai diterima, api dharma diletakkan di depan altar yang berada di Candi Mendut dan dilanjutkan dengan menyalakan lilin pancawarna. Kemudian, dilanjutkan dengan pradaksina, baik di halaman maupun di atas struktur candi.


"Hari ini (kemarin) umat Buddha Indonesia yang diwakili oleh Walubi melakukan pengambilan api abadi di Mrapen, Grobogan," ujar Wakil Ketua Panita Waisak Nasional Walubi 2567 BE/2023, Bhikkhu Dhammavuddho Thera di sela kegiatan tersebut.


Setelah itu, para biksu dan umat Buddha dari berbagai sangha membaca doa paritta di depan altar secara bergantian.


Penyakralan api dharma ini bersamaan dengan air berkah dari Umbul Jumprit, Temanggung yang diambil besok (3/6).   Kemudian, dibawa menuju Candi Borobudur pada perayaan Tri Suci Waisak pada Minggu (4/6). Prosesinya dengan berjalan kaki dan arak-arakan dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. 


Dia menjelaskan, api dharma yang disemayamkan di Candi Mendut menjadi pengingat sekaligus simbol untuk penerangan dharma bagi makhluk-makhluk yang diliputi oleh kegelapan batin mereka. Buddha mengajarkan untuk bijaksana melihat loba dosa. Yang menyebabkan umat susah, menderita, berpikiran buruk kepada orang lain, dan berusaha menghancurkan orang lain.


Api dharma dipercaya untuk menghapuskan keadaan suram menjadi terang, memberikan semangat, dan menembus ketidaktahuan dalam kehidupan. Dengan penerangan dari api, akan menjadikan dunia ini terayomi oleh tuntunan dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan.


Dhammavuddho menyebut, para biksu Thudong kali ini tidak mengikuti prosesi penyakralan api dharma lantaran lelah. Namun, diikuti oleh para biksu dari Sri Lanka, Thailand, Indonesia, Nepal, India, dan lainnya.


"Kalau pradaksina intinya sama, mau di bawah (halaman candi) ataupun di atas (struktur candi). Intinya kita menghormati Buddha Dharma," ujar dia.


Dia menambahkan, api dharma juga diyakini sebagai lambang semangat yang merupakan sarana peribadatan dan ritual umat Buddha. Yang senantiasa melahirkan pencerahan dan penyadaran dalam kehidupan. Termasuk berupaya menjadikan kebersamaan dan kerukunan hidup beragama yang dilandasi cinta kasih serta welas asih. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar