Antisipasi Gagal Panen, Tembakau Ditanam Tumpang Sari

Dilihat 1968 kali
Siswanto menunjukan tanan tembakau di ladang miliknya, dengan sistem tanam tumpang sari
BERITAMAGELANG.ID - Petani tembakau di lereng Gunung Merbabu, pada musim tanam tahun ini, optimis akan mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, karena masih dalam masa pandemi Covid-19, petani tidak menanami ladang mereka sepenuhnya dengan tanaman tembakau, melainkan dipadukan dengan sayuran lain.

Kebanyakan masih memakai sistem tumpang sari, yaitu ladang dengan tanaman utama tembakau, namun dikombinasikan dengan tanaman lain, seperti brokoli, buncis, daun bawang (loncang), kubis dan lain-lain.

"Tujuannya agar apabila hasil panen tembakau tidak begitu baik, petani masih punya cadangan pendapatan, dari tanaman tumpangsari tersebut. Karena masih dalam masa pandemi Covid 19," ucap salah satu petani tembakau, Siswanto, warga Dusun Garon Desa Banyuroto Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Kamis (21/7/2021).

Menurut Siswanto, harga tembakau bisa tinggi apabila cuaca panas, jarang hujan dan tidak musim angin. Hal tersebut akan membuat kualitas tembakau semakin bagus.

"Tahun ini diprediksi kalau ada panas, maka harga bisa lumayan. Karena tahun lalu bisa Rp5.000 per kg, kalau cuaca panas bisa Rp6.000 per kg.

Petani di sini tiga bulan lalu sudah mulai tanam, meskipun masih ada hujan turun. Saat ini tanaman tembakau sudah agak besar, dan harapannya besok Agustus dan September panen raya," harap Siswanto.

Siswanto mengaku hasil panen tembakaunya tidak dirajang sendiri, melainkan dijual ke Temanggung, dalam wujud daun, yang telah disimpan terlebih dahulu.

"Jarang diolah sendiri, karena lebih sering setor atau jual daun di temanggung, untuk diolah di sana. Sebelumnya daun tembakau diimbu (disimpan) lima hari, baru dikirim ke Temanggung," ungkap Siswanto.

Siswanto berharap selain faktor cuaca, harapannya tidak banyak hama dan virus yang menyerang tanaman tembakau tahun ini di wilayahnya.

"Hama berupa kutu yang merusak daun, bisa dibasmi dengan disemprot. Adapun untuk virus, yang bisa membuat tanaman tembakau tiba-tiba layu, belum ada obatnya," papar Siswanto.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar