Anjloknya Harga Tembakau, Petani Pilih Olah Tembakau Janturan

Dilihat 2810 kali
Petani mengolah tembakau menjadi "janturan" atau krosok (tembakau kering utuh). (Foto.dok-BM)

BERITAMAGELANG.ID--Petani tembakau di sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengeluhkan harga jual yang rendah. Dimasa pandemi COVID-19 ini memang banyak yang terdampak, dengan dibatasinya pembelian  bahan baku tembakau oleh perusahaan akhirnya berimbas pada harga temabakau yang rendah. Apalagi dengan cuaca yang tidak menentu akhirnya petani banyak yang memilih mengolahnya menjadi janturan atau biasa disebut krosok (tembakau utuh yang dikeringkan).


Menurut Yusuf, petani Desa Pakis, Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, harga tembakau anjlok. "Saat ini harga tembakau turun karena dipengaruhi dari kualitasnya dan cuaca tidak menentu," ungkap pria usia 54 tahun itu.


Dia menjelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi turunnya harga tembakau adalah tembakau tidak kering sempurna sehingga memengaruhi harga. Apalagi akhir-akhir ini sering turun hujan. "Cuaca salah satu kendalanya," kata Yusuf.


Disampaikan Yusuf, sampai saat ini sebagian besar tembakau masih di sawah, alasannya karena sampai saat ini belum ada pembelian besar. Panen tembakau tahun lalu tidak seperti tahun ini. Karena harga tembakau di pasaran terbanding terbalik dengan harga tembakau dari petani. Harga tembakau sangat dipengaruhi oleh kualitasnya.


"Kalau tembakau belum kering atau tidak sesuai keinginan pembeli. Pasti harganya lebih murah," katanya.


Ia menambahkan, kondisi cuaca saat ini menjadikan hasil panen tembakau buruk, bewarna hitam kecoklatan sehngga harganya anjlok. Disamping itu akibat pabrikan belum membeli skala besar, maka tembakau banyak menumpuk di dalam rumah petani.


"Semua tergantung kualitas dan adanya pembeli," pungkas Yusuf. (Rep. Rayndra)

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar